Selasa, 25 Agustus 2015

KADO BUAT YANG MAU DAN SIAP MENIKAH..BARAKALLAHU !!
By : 4121X13

Latar Belakang

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".

Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).

Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga¡¨, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.

Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.


Dasar Pemikiran
Dari Al Qur¡¦an dan Al Hadits :

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).

"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).

¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).

Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).

Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).

Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).

..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).

Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).

Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).

Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14. Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).

Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).

"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."

"Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).

Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).

Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).

Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).

Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).

Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani).

Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).

Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).


Tujuan Pernikahan
1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

Kesiapan Pribadi
1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : Man Jadda Wa Jadda¨ (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum)
3. Termasuk tathhir (mensucikan diri).
4. Secara materi, Insya Allah siap. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya¨ (Qs. At Thalaq (65) : 7)

Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.

Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik.

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb

Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)


Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.

Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.


Memperbaiki Niat :

Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.


Niat Ketika Memilih Pendamping

Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).

Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).

Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ¡§Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan.

Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).

Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..

Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah. Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir...(Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),


Meraih Pernikahan Ruhani

Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah. Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)


Penutup

"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ). Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"

Salam Rindu untu mu sang Ibu...
Walau nan jauh di sana...
Rindu ku pada mu membuat Air mata ini menetes......
Ucapan Sejahtera dan Keselamatan untuk mu ku awali tulisan ini.....

Ibu.....
Ku tahu kali ini mungkin Ibu marah....
Namun,,,ku yakin kemarahan itu adalah awal dari butir kebahagiaan....

Ibu....
Aku tahu jika ibu mempunyai sejuta harapan pada ku....
Insya Allah harapan itu selalu ada untuk mu wahai Ibu....

Ibu....
Aku tahu kali ini Ibu mungkin kecewa dengan sikap ku...
Namu, aku juga tahu bahwa keputusan ini adalah untuk kebaika....
Aku Yakin, Insya Allah suatu saat Ibu akan tahu....

Ibu....
Aku tahu 9 Bulan lamanya aku di dalam Rahim mu...
Aku tahu selama di rahim mu,Ibu jaga aku dengan baik....
Aku tahu bahwa Ibu lahirkan aku dalam kesakitan yang bertambah-tambah...
Aku tahu darah mu melumuri ku ketika aku keluar dari rahim mu....
Aku juga tahu bahwa selama kecil ku Ibu selalu menjaga ku...
Aku tahu dalam kesakitanku Ibu selalu ada untuk ku....
Aku tahu selama kecil ku Ibu selalu merawat ku dengan baik,,,walau ketika itu aku serba dalam ketidaksempurnaan....
Aku juga tahu di setiap malam dan siang mu Ibu korbankan untuk ku...
Aku juga tahu jika disetiap sholat mu Ibu selalu medo'akan ku dengan segala keikhlasan...

Ibu....
Aku sekolah karna mu wahai ibu dan juga 3 Adek ku tercinta.....
Ku tetapkan azam ku untuk mu ketika ku pamit dari mu untuk kuliah.....
AKu sukses adalan berkat do'a ikhlas dari mu wahai Ibu..

Ibu....
Allah memberi ku sejuta impian untuk mu wahai Ibu dan Adek Ku....
Allah memberikan kesempurnaan kepada ku untuk mu wahai Ibu ku.....

Ibu....
Aku hanya bisa mengungkapakan isi hati ku melalui tulisan ini...
Aku tidak pernah menyampaikan ini melalui lisan ku...

Ibu...
Maafkan jika aku mengecewakan mu.....
Dengan segala kekuarangan ku...
Aku Ikhlas atas kekecewaan mu.....Aku Ikhlas jika Ibu marah pada ku....
Karna Ku tahu, Engkau sangat menyayangi ku.......

Ibu....
Dengan berlinangan air mata ku tulis untaikan kata-kata ini untuk mu.....
Karna ku tahun Keredhaan mu adalah keredhan Allah...

Anak mu tercinta....

Minggu, 23 Agustus 2015

Oleh: Muharrahman BS, SHI

Kalimat judul artikel ini sering kita dengar di lingkungan kita berada. Ada yang disampaikan oleh saudara, tetangga, guru, ustadz/h dan yang paling sering kita dengar adalah dari sang penceramah atau da’I serta para alim ulama. Kalimat yang terdengar sederhana ini namun cukup besar makna yang dikandung di dalamnya;

من عرف نفسه فقد عرف ربه

“Barang siapa mengenal dirinya, maka dia mengenal Rabb nya”

Sebahagian orang mengatakan bahwa kalimat di atas adalah hadits. Namun jika merujuk kepada sumbernya, pernyataan ini bukanlah sebuah hadist dari Rasulullah SAW. Ini adalah sebuah ungkapan seorang ulama. Menurut keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan adalah pernyataan dari Yahya bin Mu’adz al-Razi.

Ibnu As-Sam’ani Rahimallah berkata; “Hadits ini tidak diketahui secara marfu’ (dari ucapan Rasulullah SAW), namun dikisahkan dari ucapan Yahya bin Mu’adz al-Razi. Imam An-Nawawi berkata; Hadits ini tidak tsabit/shahih dari Rasulullah. Selanjutnya Imam Ibnu Timiyyah berkata; bahwa kalimat ini merupakan hadits maudhu’. Demikian juga Al-‘Allamah al-Fairuuz Abaadiy berkata; bahwa hadits ini tidak berasal dari hadits-hadits Nabawiy, namun banyak manusia yang menjadikannya sebagai hadits yang dinisbatkan kepada Nabi Shallahu ‘Alaihi Wassalm, tidak shahih asal usulnya, melainkan ia diriwayatkan israilliyat.

Dalam kitab Hilyatul Auliyaa 10/208, perkataan ini juga dihikayatkan dari perkataan Sahl bin ‘Abdillah at-Tautariy dan dinukil tanpa sanad. Ibnu Hajar al-Haitami al-Makkiy dalam kitab Fatawa 1/677 telah ditanya mengenai hadist ini: dan beliau menjawab bahwa tidak ada asal-usulnya, melainkan dihikayatkan dari kalam Yahya bin Mu’adz al-Razi ash-Shufiy, maknanya adalah barang siapa mengenal dirinya dengan kelemahan, kefakiran, kekurangan, kehinaan, dan kerapuhan, maka ia telah mengenal Tuhannya dengan sifat keagungan Nya dan keindahanNya atas apa yang diharuskan ada pada keduanya.

Demikian sekilah asal-usul kalimat di atas. Sengaja penulis nukilkan terlebih dahulu agar nantinya menambah wawasan keislaman kita. Semoga Allah meridhai kita semuanya hingga yaumil akhir. Amin

Terlepas dari apakah itu hadist atau tidak, artikel yang sedang pembaca nikmati ini bukan sekedar menjelaskan sumber pernyataan tersebut, akan tetapi artikel ini coba penulis suguhkan buat kita semuanya tentang apa dibalik dari makna kalimat itu. Penulis yakin sobat semuanya sudah mengetahuinya, namun artikel ini coba penulis suguhkan dari sisi yang berbeda.

Mari kita ulang kembali pernyataan di atas; “Barang siapa mengenal dirinya, maka sungguh ia mengenal akan Tuhannya. Kalimat ini sangat sederhana bukan? Pernahkah kita merenungkan pernyataan ini? Kalimat ini meminta kita agar kita mengetahui diri kita sendiri supaya kita mengenal Allah SWT, Rabb kita, yang menciptakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan serta alam sementas ini. Sehingga timbul perenungan yang dalam. Dari apa kita diciptakan? Dan untuk apa kita diciptakan?

Sobat handai taulan, pertanyaan di atas sungguh sederhana bukan? Namun sudah sejauh mana kita memahami pertanyaan itu? Mari kita pahami dengan hati yang lapang seraya berdoa semoga Allah memberikan ilmu kepada kita sehingga kita bisa mengenal Allah dengan sebenarnya. In Syaa Allah...

Mari kita lihat sekilas tubuh kita yang sempurna ini. Sudahkan sobat melihatnya? Sempurna bukan? Dari kepala hingga kaki, Allah ciptakan sangat sempurna. Rambut yang hitam, kepala yang sempurna, tidak bulat dan tidak terlalu lonjong, telinga yang sempurna dengan sepasang daunnya, hidung yang sempurna dengan dua lobangnya, ada yang mancung dan ada yang pesek namun tetap sempurna, sepasang mata yang indah dipandang, ada yang kecoklatan dan ada juga yang kebiruan yang dihiasi dengan warna putih, sungguh sangan sempurna. Gigi yang putih, dengan sangat teratur Allah ciptakan sesuai dengan fungsinya masing-masing, dua pasang tangan dan kaki yang sempurna dengan berbagai organnya. Kemudian, coba kita lihat bagian dalamnya, otak yang super luar biasa, jantung yang terus memompa darah keseluruh tubuh tanpa hentinya, paru-paru yang terus bekerja tanpa berhenti sedetikpun untuk menyeimbangi pernafasan, kantong empedu, dan usus yang terus bekerja siang malam melebihi kerja mesin diesel listrik, saraf dan lain-lainya yang tidak bisa kita sebutkan hingga sel dari elemen tubuh paling kecil. Sangat sempurna, kesempurnaan yang tiada tara, kesempurnaan yang tiada lawan dibandingkan ciptaan manusia. Itulah cipta Allah SWT.

Allah sangat sempurna menciptakan tubuh manusia dibanding makhluk lainnya, sekalipun itu Malaikat. Namun perlu kita ingat bahwa manusia bisa saja lebih hina dibandingkan binatang atau iblis sekalipun, jika manusia itu tidak merenungi akan penciptaannya. Allah ciptakan manusia dari tidak ada menjadi ada. Manusia adalah makhluk-Nya yang mulia jika berkomitmen dengan tujuan diciptakan. Karena perjalanan hidup kita bukan hanya di dunia melainkan akan berakhir sampai alam akhirat. Ketahuilah! Bahwa hidupnya kita di dunia ini atas kehendakNya dan akhir dari kehidupan manusia di dunia ini juga bukan kehendak manusia, melainkan kehendak Rabb yang Mahaperkasa, Allah SWT.

Kemuliaan manusia bermula ketika Allah menghendaki akan penciptaan Adam as. sebagai khalifah-Nya di atas muka bumi ini dengan misi ibadah kepada-Nya sekaligus sebagai khalifah-Nya. Kehendak Allah ini berdasarkan ilmu dan perencanaan yang sangat matang. Oleh karena itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya dengan firmannya; “Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui”(Qs. Al-Baqarah: 30). Allah memberikan kemuliakan kepada manusia tidak hanya karena subjectivitas Tuhan Yang Mahakuasa, akan tetapi kemuliaan itu diberikan terkait standar ilmiah rancangan penciptaan manusia itu sendiri. Baik itu fisik maupun non fisik, seperti akal, hati (qalbu), tanpa kehilangan syahwat dan nafsu hayawani. Manusia dianugerahkan kelebihan yang sempurna yang tidak diberikan Allah secara utuh dan lengkap kepada makhluk selain manusia. Di dalam al-Quran surat Al-Isra’ayat 70 ditegaskan bahwa Allah telah muliakan manusia, Allah angkat manusia di daratan dan di laut, Allah berikan rezki dari yang baik-baik dan Allah jualah yang telah memberikan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Allah ciptakan.

Dimensi penciptaan manusia dengan fisik amat sempurna yang harusnya menambah kedekatan kita kepada Allah, ditambah dengan dimensi spritual yang harusnya terus membawa kita semakin dekat dengan Allah, dan juga ditambah dengan dimensi emosional yang seharuskan hati kita terpaut pada Allah dengan kebiasaan hidup dengan akhlak yang hasanah. Selanjutnya manusia dilengkapi dengan dimensi intelektual yang tempatnya adalah bagian otak manusia, yang berfungsi sebagai pelita kehidupan dengan kebutuhan gizi; ilmu yang bermanfaat, khususnya ilmu mengenal kepada Rabbul Izzati, Tuhan sekalian alam, yaitu Allah SWT.

Jika kita merenungi hal itu, sudahkan kita bersyukur? Bukankah kita hamba yang lemah? Bukankah ilmu kita hanya secuil dibanding ilmu Allah? Adakah yang bisa menciptakan hal serupa seperti ciptaan Allah itu? Tidak ada, tidak ada sobat. Belum lagi jika kita merenungi akan Ruh yang Allah berikan dalam jasad kita ini dan insya Allah kita bahas paa artikel selanjutnya. Yang tidak seorang pun tahu dimana dan seperti apa ruh yang Allah titipkan dalam tubuh kita ini. Sungguh luar biasa. Mari kita renungi hal ini, sehingga semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan tentunya mendapatkan seperti doa yang selalu panjatkan setiap hari, yaitu sukses dunia akhirat, sukses di atas segala jenis kesuksesan yang diidamkan setiap manusia:

ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.


Demkian artikel ini dibuat, semoga bermanfaat...

Wallahu a’lam

Selasa, 18 Agustus 2015

Oleh: Muharrahman BS, S.HI

Sholat berjamaah di masjid berpahala 25 atau 27 kali lebih besar daripada shalat sendirian. Mari kita lihat perbandingan antara sholat sendiri di rumah dengan sholat berjamaah di masjid. Mungkin semua kita sudah mengetahui nya. Namun tidak sedikit yang enggan menjalankannya, termasuk penulis sendiri yang kadang-kadang sering bolong dalam berjamaah. Semoga artikel singkat ini memotivasi kita untuk lebih giat lagi dalam melaksanakan sholat jamaah di Masjid. In Syaa Allah....

Sholat sendiri di rumah?
1x sholat fardhu sendiri dirumah = 1 derajatnya
1x sholat fardhu berjamaah dimasjid = 27 derajatnya
Sholat fardhu sendiri dirumah x 5 kali sehari = 5 derajatnya
Sholat fardhu sendiri dirumah x 5 kali sehari selama 5 hari = 25 derajatnya
Jika dilihat hitungan-hitungan kasar di atas bisa disimpulkan bahwa:
PAHALA 5 HARI SHOLAT FARDHU SENDIRI = 1 X SHOLAT FARDHU BERJAMAAH di Masjid.
Sholat fardhu berjamaah dimasjid x 5 kali sehari = 135
Saudara ku.. mari kita lihat pesan-pesan Rasulullah saw berikut:
Rasulullah SAW bersabda :

“Shalatnya seorang pria berjamaah pahalanya 25 derajat dibanding sendirian di rumah atau di pasar, yang demikian itu karena jika ia berwudhu dengan sempurna kemudian ia keluar rumah dengan satu tujuan shalat berjamaah di masjid, maka setiap langkahnya mengangkat satu derajat dan diampuni satu dosanya, dan selama ia di majelis shalat tanpa hadats didoakan para malaikat, “Ya Allah, ampunilah ia dan rahmatilah ia”, dan dianggap mengerjakan shalat sepanjang menunggu waktu shalat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Shalat Jamaah lebih utama dua puluh tujuh kali dibanding shalat sendiri. Seseorang yang melaksanakan sholat secara berjamaah termasuk ke dalam tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah Subhanahu wa Ta'ala di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Yaitu mereka yang hatinya selalu terpaut pada masjid. Kemudian Shalatnya seseorang bersama seorang lebih utama dari shalat sendiri, dan shalat bersama dua orang lebih utama dari shalat bersama seorang, semakin banyak mereka berjamaah semakin dicintai Allah.

Ketika Rasulullah bertanya kepada para sahabat, dengan kalimat: “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa dan mengangkat derajat ?”; dan Para shahabat menjawab : "Tentu, Ya Rasulullah", Beliau bersabda " ....dan memperbanyak langkah menuju ke masjid". Ini artinya, semakin sering kita ke masjid untuk beribadah kepada Nya, maka Allah akan terus menghapuskan dosa kita, dan tentunya Allah jua akan mengangkat derajat kita. Setiap langkahnya seseorang yang diayunkan untuk melaksanakan sholat berjamaah ke masjid, maka akan menghapuskan dosa dan ditulis padanya satu kebaikan baik ketika ia pergi maupun ia kembali.

Di dalam hadits yang lain disebutkan bahwa wudhu yang disempurnakan dan kemudian berjalan untuk melaksanakan shalat fardu bersama dengan manusia secara berjama'ah atau di dalam masjid maka Allah Subhanahu wa Ta'ala juga akan mengampuni dosa-dosanya. Tidak hanya itu, Apabila salah seorang dari manusia duduk untuk menunggu shalat di masjid maka dia senantiasa dalam keadaan shalat selama ia tidak berhadats (dan) para malaikat akan mendo'akannya : "Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah rahmatilah dia.

Kalau seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan melakukan undian niscaya mereka akan melakukannya. Kemudian Rasulullah menyampaikan; Apabila imam mengucapkan "ghairul maghduubi 'alaihim waladdhaliin" maka katakanlah "Amin" karena barang siapa yang aminnya bertepatan dengan aminnya para malaikat maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.

Di hadits yang lain, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Nabi SAW menyampaikan kabar gembira bagi siapa saja yang melaksanakan sholat jamaah, khusus nya bagi seseorang yang tidak meninggalkan shalat berjamaah hingga 40 hari dan selalu mendapatkan takbir pertama bersama imam, di mana di tetapkan baginya dua pembebasan: yaitu Pembebasan dari api neraka dan pembebasan dari kenifakan. Orang yang sholat berjamaah juga akan dikaruniai dengan sinar yang sempurna di hari kiamat.

Sebahagian ulama menyampaikan akan wajibnya sholat berjamaah. Ibnu Al-Mundzir berkata dalam “Kitab Al-Ausath”, “Orang buta sekalupun wajib melaksanakan shalat berjama’ah, walaupun rumah mereka berjauhan dari masjid.” Hal ini menunjukkan akan wajibnya shalat berjama’ah: Sesungguhnya menghadiri shalat berjama’ah itu wajib hukumnya bukan sunnah.

Dalil yang menegaskan wajibnya shalat berjama’ah adalah sabda Rasulullah saw, “Barangsiapa mendengar panggilan untuk shalat dan ia tidak menjawabnya maka tidak sah shalat yang ia lakukan.” (HR. Muslim dalam “Al-Masajid” 665, diriwayatkan oleh yang lain-lain). Kemudian hadits ini mengarahkan ke arah tujuan tersebut kemudian ia berkata: Syafi’i berkata: Allah SWT mengingatkan shalat dengan adzan, firman Allah SWT, “Dan jika kalian dipanggil untuk melaksanakan shalat.” (QS. Al-Maidah: 87) dan firman Allah SWT, “Jika dipanggil untuk melaksanakan shalat di hari Jum’at maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah.” (QS. Al-Jumu’ah: 9), dan Rasulullah menjadikan adzan sebagai hal yang sunnah untuk memanggil shalat yang lima waktu, karena sifatnya yang demikian (adzan merupakan panggilan untuk melaksanakan shalat), maka tidak diperbolehkan untuk shalat yang lima waktu itu selain berjama’ah, sehingga tidak ada shalat yang didirkan selain dengan shalat berjama’ah, tidak ada keringanan bagi mereka yang dapat melaksanakan shalat berjama’ah untuk meninggalkannya kecuali bagi mereka yang mempunyai udzur.

Dalam satu hadits diriwayatkan bahwa Ibnu Ummi Maktum bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah sesungguhnya jarak antara rumahku dan masjid dibatasi oleh pohon, dapatkah aku jadikan alasan untuk melaksanakan shalat di rumah saja?” Rasulullah berkata, “Apakah kamu mendengar Iqamah?” Ia berkata, “Ya.” Rasulullah bersabda lagi, “Maka datanglah kamu ke masjid dan shalat berjama’ahlah kamu di sana.”

Ada masjid ayo dimakmurkan... jangan dibiarkan kosong begitu saja. Ketahuilah, suatu kaum, suatu desa, suatu negeri yang ingin mendapat barakah dari Allah, hendaklah bertaqwa kepada Nya. Kaum yang bertaqwa kepada Nya adalah kaum yang menjaga mesjid-mesjid mereka dengan selalu berjamaah di dalam nya. Kita sering mengatakan, mengaku, bahwa kita adalah golongan Ahlussunnah waljamaah, namun kita lalai, kita jarang sekali melaksanakan Sunnah Rasulullah yang satu ini. Bahkan ada yang selama hidup kita tidak perna berjamaah di masjid.

Saudara ku,,, Lihat lah gigi mu yang Allah ciptakan. Cantik bukan? Pernahkah kita berfikir jika Allah ciptakan gigi kita hanya bagian depan saja? Pernahkah kita berfikir jika Allah ciptakan gigi kita hanya bagian belakang saja? Pernahkah kita bayangkan jika Allah rontokkan gigi kita atau Allah hanya tinggal kan 1 saja??

Mungkin kita akan kesusahan jika Allah ciptakan hanya bagian belakang, atau bagian depan saja.. atau Allah rontokkan sebahagiannya. Begitulah berjamaah, sholat yang dilaksanakan secara berjamaah laksana gigi yang Allah ciptakan bagi kita. Gigi akan mudah mengunyah jika gigi masih tersusun rapi. Begitu juga sholat berjamaah, sholat yang dilakukan secara berjamaah akan memberikan energi positif bagi mereka yang melaksanakan dan tentunya bagi kaum yang selalu berjamaah di masjid, Allah akan bukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi.

Wallahu a'lam