Selasa, 27 Januari 2015

Oleh: Muhar R

Istiqamah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Istiqamah bisa berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena  kata istiqomah berasal dari kata “قام” yang berarti berdiri. Secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
Jika dilihat dalam arti yang lebih luas Istiqamah juga berati kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapapun), komitment terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu, mengikhlaskan amal kepada Allah swt, melaksanakan kewajiban-kewajiban, melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksitan, komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah swt atau juga mereka beristiqamah dalam mencintai dan beribadah kepaada-Nya tanpa menengok kiri kanan.Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah semata hingga mati.

“Sesungguhnya mereka yang berkata: Allah adalah Tuhan kami kemudian mereka istiqamah..” (QS. Fussilat 41: 30); “Sesungguhnya orang yang menyatakan: Tuhan kami adalah Allah. Kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka berduka cita (QS. Ahqaf 33: 13)

Istiqamah memiliki arti yang sangat dalam. Dalam hadis disebutkan,  dari Abu `Amru - atau digelar juga Abu `Amrah - Sufian ibn Abdullah r.a. beliau berkata: "Aku berkata: Wahai Rasulullah! Ajarkan untukku dalam lslam suatu ucapan yang aku tidak perlu lagi bertanya kepada orang lain selainmu. Baginda bersabda: Ucapkanlah: Aku beriman kepada Allah. Kemudian hendaklah engkau beristiqamah."  Kalimat itu mengandung arti bahwa suatu ibadah yang dilakukan bukan hanya amalan itu besar, namun juga dijalankan secara terus-menerus dan selalu ditingkatkan. Hal ini disebabkan sikap istiqamah mempunyai derajat yang sangat tinggi.

Istiqamah  akan membentuk kualitas batin yang melahirkan sikap konsisten (taat) dan teguh pendirian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu menuju pada kesempurnaan atau kondisi yang lebih baik. Sikap istiqamah hanya mungkin merasuki jiwa seseorang bila mereka mempunyai tujuan atau ada sesuatu yang ingin dicapai. Orang yang istiqamah sangat menghargai waktu: tanggung jawab dan disiplin, tidak menunda-nunda waktu.
Sifat istiqamah yang dimiliki seseorang akan mendatangkan rahmat  Allah dalam segala aktivitas kita. Hal ini diwahyukan Allah kepada Muhammad dalam al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran:102-103)

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa ketegasan Allah mengingatkan kita untuk selalu bersifat istiqamah hingga akhir hayat dan selalu berpegang teguh dalam menjalankan syariat Islam, yaitu agama yang dibawa Muhammad melalui perintah Allah. Ayat diatas juga mengisyaratkan adanya pertolongan Allah bagi orang yang selalu bersifat istiqamah dalam menjalankan perintahNya yaitu berupa keselamatan dan petunjuk-Nya.

Istiqamah juga bermakna kesabaran. Istiqamah dan sabar merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa istiqamah maka kesabaran juga tidak akan ada, begitu juga sebaliknya. Sikap istiqamah dan sabar  dalam menjalankan perintah Allah akan menjaga seseorang dari sifat boros, sifat zalim, penghapus dosa, dan tentunya akanmendatangkan pertolongan Ilahi.

“Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang Telah Taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, Kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, Karena Sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”. (Hud:112-115)

Ketika pertolongan Allah ada, maka apapun yang diharapkan seorang hamba, Allah dengan mudah mengabulkannya. Kita tahu ketika kaum muslimin menghadapi perang badar. Allah mendatangkan pertolongan-Nya, yaitu mendatangkan tentara malaikat, sehingga kaum muslimin memperoleh kemenangan. Namun kemenangan itu hanya sesaat. Hal  ini disebabkan hilangnya sikap istiqamah sebahagian kaum muslimin, pasukan muslim hilang konsentrasi pada tempat yang sudah diatur oleh Rasulullah, mereka lalai dengan harta rampasan ketika itu, hingga pasukan non-muslim melakukan serangan balik yang mengakibatkan tentara muslim banyak yang wafat.

Istiqamah juga akan mengatarkan seseorang kepada kesuksesan. Namun sebaliknya, ketika sifat istiqamah tidak dimiliki seseorang, maka sukses akan sangat jauh darinya. Misalnya saja anda menanam sebatang pohon mangga. Setiap hari anda siram, anda beri pupuk, anda cabut rumput yang ada dipangkal pohon tersebut, satu hari, dua hari, seminggu, sebulan, setahun, dua tahun, hingga pohon mangga itu berbuah dan anda panen tanpa lelah anda rawat dengan baik, maka anda akan memetik yang anda usahakan itu sesuai dengan apa yang telah anda lakukan. Namun sebaliknya,  anda menanam pohon mangga, namun karena mangga itu terlalu lama berbuah, lalu anda cabut, kemudian anda tanam pohon rambutan, tak lama kemudian anda cabut lagi dan anda ganti dengan pohon durian, lalu anda cabut lagi dan anda ganti dengan pohon kelapa begitu seterusnya anda tanpa istiqamah terus anda cabut dan ganti pohonnya, satu tahun, dua tahun, tiga tahun hingga sepuluh tahun pun anda tidak menghasilkan apa-apa.Bayangkan jika anda melakukan hal tersebut?

Oleh karena sifat istiqamah itu sangat penting, ada beberapa hal yang perlu dilakukan hingga  seorang muslim bisa mempertahankan nilai ketakwaan dalam jiwanya, bahkan mampu meningkatkan kualitasnya hingga kemenangan dicapai, yaitu Muraqabah (perasaan seorang hamba akan kontrol ilahi dan kedekatan dirinya kepada Allah); Mu’ahadah (iltizamnya seseorang atas nilai-nilai kebenaran Islam); Muhasabah (usaha seorang hamba untuk melakukan perhitungan dan evaluasi atas perbuatannya); Mu’aqabah (pemberian sanksi oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas keteledoran yang dilakukannya); Mujahadah (optimalisasi dalam beribadah dan mengimplementasikan seluruh nilai-nilai Islam dalam kehidupan).
Nah, apakah anda sudah termasuk ke dalam orang-orang yang istiqamah? Jika belum, pupuklah hingga sifat tersebut betul-betul sudah merasuki jiwa anda, karena di dalamnya ada sejuta kemenangan dan kesuksesan.

Allahu A’lam....
Oleh: Muharrahman BS, S.HI [1]

Kesabaran merupakan salah satu ciri utama ketaqwaan seseorang pada Allah Swt karena sifat sabar dianggap sebagian dari iman. Para ulama pun mengatakan bahwa kesabaran dalam Islam itu adalah bagian dari keimanan.Sehingga disimpulkan bahwa sabar itu sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan dari keimanan.
Amru bin Usman menjelaskan bahwa kesabaran dalam Islam itu berupa keteguhan bersama Allah dan menerima cobaan dari Allah dengan lapang dada. Hal yang sama pun dikatakan oleh Imam Al-khowas. Ia mengatakan bahwa kesabaran merupakan refleksi dari keteguhan dalam rangka merealisasikan Al-Quran dan sunnah.Dalam sebuah hadisnya Rasulullah ketika pada suatu hari Rasulullah saw ditanya tentang iman, beliau menjawab: Iman adalah sabar.
Al-Imam Ahmad  dalam buku Madarijus Salikin mengatakan bahwa kata sabar di dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 74 kali. Sedangkan Ibnul Qoyyim mengutip perkataan Imam Ahmad: Sabar di dalam al-Qur’an terdapat di sekitar 90 tempat. Hal yang sama juga disampaikan oleh Abu Thalib al-Makky mengutip sebagian perkataan sebagian ulama: “Adakah yang lebih utama daripada sabar, Allah telah menyebutkannya di dalam kitab-Nya lebih dari 90 tempat. Kami tidak mengetahui sesuatu yang disebutkan Allah sebanyak ini kecuali sabar.”
Ketika kesabaran telah menjadi darah daging dalam diri seseorang, maka benih-benih kesuksesan akan diperolehnya. Kesabaran akan membuat seseorang menjadi bijaksana. Sikap Sabar adalah kualitas awal yang tampak   pada seorang yang sukses.Allah menganugerahi kejeniusan tanpa kesabaran bagi seseorang, dan kesabaran bagi orang lain tanpa kejeniusan. Prestasi yang bisa diraih oleh gabungan kedua hal tersebut seringkali mengejutkan.Sebuah penemuan yang berharga, hal tersebut lebih merupakan hasil kesabaran dibandingkan dengan keahlian lain yang dimiliki seseorang. Salah satu keahlian paling membantu yang dapat dimiliki oleh seseorang jika ia ingin tumbuh adalah kesabaran.Kesabaran tidak hanya mengantarkan seseorang kesuksesan di dunia akan tetapi juga ke akhirat. Bahagia dunia dan juga sukses untuk menetap di syurga-Nya sebagai insan kamil, manusia sempurna di hadapan Alllah Swt.
Dalam mengarungi kehidupan sifat sabar sangatlah penting; seseorang tidak bisa segera memanen tanaman yang ia baru tanam. Seseorang yang memiliki kesabaran, dapat memiliki apa yang ia inginkan.

Dan Dia memberi balasan kepada mereka atas kesabaran mereka dengan surga dan (pakaian) sutera. (QS. Al-Insan: 12)

Keunggulan yang diterima oleh orang lain dibandingkan dengan orang lain adalah tetap menjaga diri untuk tetap tenang dan memegang kendali (bersabar) dalam setiap keadaan sehingga Allah akan menurunkan malaikat-malaikat-Nya untuk memberikan ucapan selamat dan keberkahan kepada mereka yang bersabar.

Dan para malaikat masuk kepada tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan); keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Ra’d:23-24)

Sifat sabar dapat sebagai  perlindungan dari kesalahan, hal ini sama seperti pakaian melindungi seseorang dari rasa dingin. Jika seseorang mengenakan lebih banyak baju ketika udara semakin dingin, rasa dingin tidak akan memiliki pengaruh terhadapnya. Jika seseorang  menumbuhkan rasa sabar dalam dirinya ketika melakukan kesalahan, kesalahan tersebut tidak akan berdampak apapun pada dirinya.

Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah adalah beserta  orang-orang yang sabar. (QS. Albaqarah: 153)

Kesabaran juga tidak dapat diperoleh dalam waktu sesaat, satu hari, dua hari atau tiga hari, akan tetapi butuh waktu dan harus dipupuk dengan selalu mengingat akan ciptaan Allah. Karena sabar itu lahir dari-Nya dan merupakan pemeberian-Nya yang dititipkan kepada seseorang. Sifat sabar harus dibangun dengan baik seperti halnya dengan membangun otot, setiap hari harus dilatih.

Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(QS. Albaqarah :155)

Kehidupan dapat mengajarkan kita menjadi lebih sabar. Dalam masa-masa sulit kadang kita tidak memiliki pilihan lain selain untuk bersabar. Masa-masa inilah yang akan memperkuat kesabaran kita sehingga kita benar-benar dianggap oleh Allah sebagai orang yang sukses dan  beeriman.

Dan orang-orang yang sabar dalam musibah, penderitaan dan dalam peperangan mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 177).

Para ilmuan sukses dalam penelitian-peneliatiannya karena sifat sabar yang tertanam dalam diri mereka. Thomas Alva Edishon, 999 kali gagal dalam penelitiannya, namun karena kesabarannya dan yakin akan kesuksesan hingga yang keseribukalinya ia sukses dalam pengembangan penelitiannya, penemu lampu. Albert Esnten sukses sebagai fisikawan karena kesabarannya, sehingga membuat ia dikenang dalam sejarah fisika. BJ Habibie sukses dalam perhitungan pergerakan sayap pesawat sehingga ia sukses sebagai bapak Pesawat Indonesia dan berhasil membuat pesawat di Indonesia.
Para Nabiyullah sukses menyebarkan Agama Allah karena sifat sabar yang tertanam dalam diri mereka. Lebih 25 tahun Ya'kub sabar menunggu pulang anaknya yang hilang, sampai berputih mata; akhirnya anaknya Yusuf kembali juga. (Beliau berkata:Sabar yang indah, dan Allahlah tempat memohon pertolongan." (QS. Yusuf: 83)). Tujuh tahun Yusuf menderita penjara karena fitnah; dengan sabarnya dia jalani nasibnya; akhirnya dia dipanggil buat menjadi Menteri Besar.Bertahun Ayub menderita penyakit , sehingga tersisih dari anak isteri; akhirnya penyakitnya disembuhkan Tuhan dan setelah pulang ke rumah didapatinya anak yang 10 telah menjadi20, karena semua sudah kawin dan sudah beranak pula. Nabi Ibrahim dapat menyem­purnakan kalimat-kalimat ujian Tuhan karena sabar. Demikianlah Musa de­ngan Bani-Israil. Ismail membangun angkatan Arab yang baru. Isa Almasih dengan Hawariyin semuanya dengan sabar. Akan tepai Nabi Yunus nyaris kena hukuman karena tidak sabar. Ditinggalkannya kaumnya karena seruannya tidak diperdulikan. Maka buat melatih jiwa dia ditakdirkan masuk perut ikan beberapa hari lamanya. Tetapi keluar dari sana dia membangun diri lagi dengan kesabaran.
Rasulullah Muhammad SAW adalah Nabi yang paling sukses dalam menyebarkan Agama Islam. Hal ini karena sifat sabar yang tertanam dalam diri beliau dan diaplikasikan dalam setiap pergaulan. Sekalipun dicaci, dihina, dilempari kotoran, dan bahkan dibilang gila sekalipun beliau tetap bersabar atas hal itu. Ketika Rasulullah sedang duduk-duduk di tengah para sahabatnya, salah seorang pendeta Yahudi bernama Zaid bin Sa’nah masuk menerobos barisan jama’ah yang melingkarinya, seraya menyambar kain Rasulullah dan menghardiknya dengan kasar. Katanya, “Ya Muhammad! Bayarlah hutangmu. Kamu keturunan Bani Hasyim biasa memperlambat pelunasan”. Umar yang melihat peristiwa itu langsung bangkit dan menghunus pedangnya, seraya memohon iin. Ucapnya, “Ya Rasulullah, ijinkanlah aku memenggal leher bedebah ini!”Tetapi Rasulullah bersabda, “Ya Umar, aku tidak disuruh berdakwah dengan cara begitu. Antara aku dan dia memang sedang membutuhkan kebijaksanaanmu. Suruhlah dia menagih dengan sopan dan ingatkanlah aku supaya melunasinya dengan baik. Dan Akhirnya karena sifat sabar yang dimiliki Rasulullah, ia masuk Islam ketika itu juga.Karena Allah sangat mencintai orang-orang yang bersifat sabar sehingga apapun yang diinginkan akan dikabulkan oleh-Nya.

Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-nahl:96 )

Sifat sabar tidak hanya diaplikasikan ketika mendapat musibahatau kesusahan dalam mengarungi pelitnya kehidupan, akan tetapi dalam segala hal, namun yang terpenting adalah bersabar terhadap diri sendiri. Jangan sampai sifat keberanian hilang karenamenyadari ketidaksempurnaan dalam diri, sebaliknya berpikirlah untuk memperbaikinya – setiap hari mulailah dengan baru sehingga kesuksesan dapat diraih. Kecintaan Allah terhadap orang yang bersifat sabar sangat menjanjikan seseorang untuk menggapai kesuksesan.

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar. (QS Ali Imran:146). Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Q.S. Al-Kahfi: 28)





[1] Muharrahman BS, SHI merupakan salah satu alumni Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry pada Jurusan Ahwal Al-Syakhshyyah dan sekarang bekerja di Indonesia Juara Fundation Cabang Aceh (salah satu mintra Rumah Zakat) dan berkantor di Rumah Zakat Cabang Aceh sebagai Coordinator Project Orphans Kafalah Program. Ia lahir di Desa Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan pada 05 September 1988. Ia memulai studi di IAIN Ar-Raniry pada Tahun 2007 dan menyelesaikan studi S1 pada tahun 2011 dengan predikat istimewa.

Senin, 26 Januari 2015

Adalah Luqman Hakim yang telah memberikan teladan yang baik sebagai orang tua.
Ia menanamkan nilai-nilai kebajikan kepada anaknya dan salah satunya adalah larangan menyekutukan Allah SWT.

Kisahnya.
Di dalam Al Qur'an terdapat beberapa ayat yang menyebutkan nama Luqman Hakim.
Allah SWT berfirman,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13).

Dalam sebuah riwayat yang diceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim mengadakan perjalanan ke luar kota bersama putranya sambil menaiki seekor keledai. Pada saat ia masuk ke dalam pasar, anaknya mengikutinya dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, sebagian orang berkata, "Lihat, itu orang tua yang tidak tahu diri, dia enak-enakan naik keledai, sementara anaknya dibiarkan berjalan kaki."

Naik Keledai.
Luqman kemudian berhenti sejenak sambil memperhatikan perkataan orang yang didengarnya.

Kemudian Luqman turun dari keledainya, lalu diletakkan anaknya di atas keledainya. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.

Di tengah perjalanan, kembali beberapa orang melihatnya. Kemudian mereka pun usil dengan mengomentari keberadaan Luqman.
"Lihat, orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya enak-enakan menaiki keledai, sungguh kurang ajar anak itu," kata orang tersebut.

Mendengar kata-kata itu, Luqman kembali berhenti sebentar. Ia kemudian ikut menaiki keldai itu bersama anaknya. Namun demikian beberapa orang yang lain kembali mengoloknya.
"Lihat itu, dua orang menaiki seekor keledai, sungguh tidak punya rasa kasihan menyiksa keledai itu," kata orang yang lain.

Luqman sedikit kesal dengan komentar orang-orang yang ditemuinya.

Ia merasa tidak pernah merasa benar di mata orang-orang itu. Tetapi, untuk kesekian kalinya, Luqman dapat menerima ejekan itu. Ia kemudian berhenti lagi dan turun dari keledai bersama anaknya. Luqman dan anaknya berjalan kaki sedangkan keledainya hanya dituntun saja. Akan tetapi belum jauh ia melangkah, ungkapan miring kembali diterimanya.
"Sungguh dua orang aneh berjalan kaki, padahal mereka membawa seekor keledai, kenapa tidak dikendarai saja," komentar orang yang lain lagi.

Nasehat Bijak.
Luqman dapat mengambil hikmah dari komentar orang-orang tersebut.
Dirinya kemudian menasehati anaknya tentang berbagai sikap manusia dan sesuatu yang diucapkannya.

"Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan amnusia. Maka bagi ornag yang berakal, tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan hanya kepada Allah SWT saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap masalah," tutur Luqman kepada anaknya.

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya,
"Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinan (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayaiorang), dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu adalah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."

Dalam kesempatan lain, Luqman juga berpesan kepada anaknya aga tidak menyekutukan Allah SWT, sesungguhnya ia telah berada pada kezaliman yang besar.

Dikutip dari Mr. Google